Jumat, 06 Juli 2012

Integrasi Faali Dan Filsafat Dalam Pencarian Hakikat Manusia
Oleh : Isma Junida

Manusia sebagai insan kamil memiliki struktur dan fungsi anatomi tubuh sempurna yang dicerminkan ke dalam bentuk perilaku dan berbagai proses-proses mental. Banyak dari para ahli biologi, filsafat, psikologi, agama dan lain sebagainya yang mencoba mengkaji secara mendalam tentang hakikat manusia. Sebagai contoh, Filsafat manusia dalam perkembangannya sangat menekankan pada pengalaman subjektivitas manusia, dan isu-isu seperti kesadaran, emosi, nilai-nilai, kebebasan dan responbilitas, gerakan potensi manusia. Hal ini akan berbeda jika pengkajian manusia tersebut dilakukan oleh para ahli biologi yang mengkaji manusia lebih kepada subtansi-subtansi pembentuknya.
Ungkapan hakikat manusia mengacu kepada kecendrungan tertentu secara berurutan dalam memahami manusia. Hakikat mengandung makna sesuatu yang tetap, tidak berubah-ubah, yaitu identitas esensial yang menyebabkan sesuatu yang menjadi dirinya sendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, esensi berarti hakikat, inti dan hal yang paling pokok. Berbicara tentang esensi sama halnya mengkaji manusia dari sudut pandang materialisme, vitalisme, dualisme, dan biologi. Dimana hakikat manusia merupakan fisik, daya, dan spiritual dimana ia menempati ruang dan waktu, memiliki ruang (res extensa), berfikir (res cogitan), serta kekuatan-kekuatan (nafsu) yang bersifat irrasional maupun rasional (Zainal Abidin, 2009).
Lain halnya dengan mengkaji manusia dari sudut pandang eksistensialisme. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, eksistensi merupakan hal berada atau keberadaan. Istilah eksistensi berasal dari kata existere (eks=keluar, sistere = ada atau berada). Jadi dapat disimpulkan bahwa eksistensi memiliki arti sebagai “sesuatu yang sanggup keluar dari keberadaannya” atau “sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri”.
Dalam mengkaji hakikat manusia tidak hanya bisa dilihat dari satu perpesktif, melainkan berbagai perpesktif digabungkan agar menemukan hakikat manusia yang sebenarnya. Dalam hal ini, sebuah integrasi keilmuan sangat diperlukan agar dijumpai kajian dan penemuan yang sangat sempurna. Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia integrasi berarti sebuah pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh. Integrasi faali dan filsafat merupakan penggabungan dua keilmuan untuk menjadi kesatuan dalam mengkaji dan menemukan hakikat manusia.
Manusia dalam sudut pandang keilmuan faali dan filsafat memiliki cara pandang yang sama dalam memandang manusia. Otak manusia memiliki tiga bagian yang telah dibagi secara spesifik memiliki fungsi yang disusun secara sedemikian rupa dalam mengkontrol perilaku manusia dan berbagai proses mental yang sangat berbeda dari yang makhluk lainnya.
Pada subbagian yang pertama terdiri dari reptilian korteks, yaitu bagian dari otak yang merupakan pembentukan paling dasar dan hampir dimiliki oleh seluruh makhluk hidup multiseluler. Secara faali, reptilian korteks merupakan bagian otak tempat penyimpanan memori jangka pendek (short time memory) yang berfungsi sebagai survive dan agresi. Dalam istilah psikologi, bagian otak ini berfungsi sebagai nurani, dimana dalam menjalankan aktivitas hidupnya hampir 99,99 % tidak pernah mengalami kesalahan dan secara totalitas merupakan alam bawah sadar. Sebagai contoh, tikus salah satu dari jenis makhluk hidup yang memiliki reptilian korteks tidak pernah salah dalam menentukan pasangan untuk bereproduksi dan menentukan jenis makanan yang akan dimakan untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini membuktikan bahwa pada bagian ini, secara keseluruhan makhluk hidup melakukan sesuatu tindakan berasal dari dorongan alam bawah sadar mereka.
Schopenhauer (dalam Zainal Abidin, 2009) menyatakan bahwa manusia memilki naluri –naluri yang keberadaannya tidak mereka sadari, dimana dipenuhi oleh berbagai kehendak yang merupakan unsur yang permanen dan tidak dapat berubah di dalam jiwa, pemersatu kesadaran, pemersatu ide-ide dan pemikiran-pemikiran, serta mengikatnya dalam satu kesatuan yang harmonis.  Dengan naluri tersebut, manusia dapat bertahan hidup (survive) dengan memenuhi kehendak seperti kehendak bereproduksi, makan dan minum, serta kebutuhan fisiologi lainnya seperti yang telah diutarakan Maslow dalam teori hirarki kebutuhan.
Subbagian kedua dalam subtansi penyusun hidup makhluk hidup memiliki bagian otak yang secara fungsional memiliki derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya, bagian ini disebut dengan limbik korteks. Secara fungsional bagian ini memiliki fungsi untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan melindungi diri serta merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori jangka menengah. Dalam teori hirarki kebutuhan Maslow, bagian ini memiliki fungsi yang sama dengan tahapan safety need dan social need.  Limbik korteks merupakan bagian yang terdapat dalam alam bawah sadar manusia, Freud (salah satu tokoh psikoanalisa) menyebut bagian ini dengan “Ego”. Menurut Freud, ego merupakan bentuk realisasai dari tindakan manusia dimana hal ini akan terealisasi apabila id dan super ego tidak bertentangan satu sama lainnya.
Descrates (dalam Zainal Abidin, 2009) menyebut bagian ini dengan Anima sensitif dimana pada bagian ini makhluk hidup memiliki imajinasi dan sensitif dalam membentuk perilakunya. Menurut pendapatnya, respond-respond pada bagian ini terjadi karena interaksi antara efek-efek stimulasi eksternal pada sistem syaraf dengan esiapan “emosional” internal dari anima vegetatif. Setelah terjadi, terbentukalah respond-respon dalam bentuk perilaku manusia.
Secara faali, limbik korteks terletak di bagian hipotalamus yang merupakan pusat dari mekanisme perilaku manusia. Daerah ini sangat dipengaruhi dengan Reward dan Punishment terhadap respond yang direalisasikan dalam bentuk perilaku. Jika dalam reasilasi sebuah perilaku mendapat respond yang berupa reward dari lingkungan sekitar, maka hipotalamus akan merangsang limbik untuk mengulangi perilaku tersebut. Namun, jika perilaku yang ditimbulkan mendapatkan respond berupa punishment, maka hipotalamus akan merangsang bagian ini untuk tidak mengulangi perilaku tersebut bahkan akan menghapus pengalaman yang ditimbulakan oleh perilaku tersebut dalam sistem memori.
Dalam psikologi, limbik korteks sering disebut dengan naluri, dimana dalam menjalankan aktivitas hidupnya hampir sangat sedikit melakukan kesalahan terhadap perilaku yang ditimbulkan. Sebagai contoh, naluri keibuan yang dimiliki oleh ibu akan selalu mengarahkan tindakannya untuk menyayangi anak yang telah dilahirkannya, mencukupi segala kebutuhan hidupnya, serta melindungi anak dari bahaya yang akan mengancamnya.
Subbagian yang paling terakhir adalah neokorteks, bagian ini merupakan bagian yang khusus dan hanya dimiliki oleh manusia. Bagian ini berfungsi sebagai memori jangka panjang (longtime memory), dimana berdasarkan hasil pengamatan penulis bahwa salah satu makhluk yang dapat bertahan hidup lebih lama adalah manusia. Neokorteks memiliki bagian yang khusus sebagai pusat intelektual. Menurut Descrates (dalam Zainal Abidin, 2009) satu-satunya makhluk hidup yang dipandang paling tinggi (derajatnya) yakni manusia, karena dengan jiwa rasional yang dimilikinya, manusia mampu berpikir secara sadar, membuat norma sosial, serta menyusun kebajikan-kebajikan moral. Filsafat Descrates menempatkan rasio dan fungsi intelektual jiwa sebagai sesuatu yang lebih fundamental daripada pengalaman indra.
Dalam perkembangannya, neokorteks berisi berbagai norma-norma serta nilai-nilai kehidupan lainnya yang mengatur manusia dalam membentuk perilakunya. Bahkan dalam perilaku tertentu, limbik korteks merangsang neokorteks untuk membentuk perilaku. Orang-orang awam sering menyebut bagian ini dengan nafsu. Dalam menjalankan aktifitas kehidupan, persentasi untuk berbuat salah didominasi oleh neokorteks. Walaupun pusat dari pembentukan perilaku manusia berada pada limbik korteks, namun dalam pelaksanaannya neokorteks sangat berperan dalam menentukan respon yang dihasilkan oleh ransangan sensoris eksternal yang diberikan oleh lingkungan sekitar. Sebagai contoh berbagai hukuman dan peraturan tata tertib yang diatur guna untuk menertibkan lalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan, namun tetap saja dilanggar oleh kebanyakan orang yang mengalami kecelakaan dan pelanggaran tata tertib lalu lintas. Seharusnya jika mengekuti pola kinerja limbik korteks, respond yang berbentuk punishment yang ditimbulkan dari perilaku cenderung tidak diulangi oleh individu tertentu. Namun, dengan adanya neokorteks berbagai respon akan diinterprestasi sebagai bentuk punishment maupun reward. Tidak mengherankan jika ada pernyataan yang berbunyi “peraturan untuk dilanggar”, hal ini disebabkan karena neokorteks menginterprestasi respond dari pelanggaran tadi kedalam bentuk reward, sehingga berbagai pelanggaran akan terus dilakukan karena hal tersebut merangsang hipotalamus untuk menimbulkan rasa senang terhadap respond yang telah dilakukan.
Descrates (dalam Zainal Abidin, 2009) menyatakan bahwa perbedaan yang mendasar antara hewan dan manusia adalah manusia memiliki kemampuan untuk kehendak dan kesadaran. Dengan kehendak yang dimilikinya, manusia akan merealisasikannya di alam sadarnya, sehingga perilaku yang ditimbulkan tersebut akan sangat bermanfaat bagi pertahanan hidupnya serta lingkungan sekitarnya. Namun, terkadang dalam kehidupan sehari-hari sangat sering berbagai perilaku yang ditimbulkan bersifat menyimpang, hal ini disebabkan karena tidak adanya sinkronisasi dari limbik dan neokorteks, Freud menyebutnya dengan pertentangan antara id dan superego.
Neokorteks sebagai subbagian yang khusus yang diberikan Allah kepada manusia membuat alam semesta menjadi indah, namun tak jarang juga dapat menyebakan kehancuran karena ulah tangan manusia sendiri. Akal yang merupakan isi dari neokorteks membuat manusia bisa memasuki alam bawah sadarnya secara sadar, begitu juga sebaliknya. Perilaku manusia dalam shalat merupakan bukti manusia bisa melawan kehendak dan melaksanakan shalat yang melawan kehendak yang dimilikinya.
Pertanyaan yang berupa “Siapakah aku ini? Dengan kegembiraan dan harapanku? Apakah tujuan hidup ini? Mengapa aku bereksistensi?” tidak akan pernah muncul jika kita telah mengetahui hakikat manusia secara esistensi maupun eksistensi. Karena manusia sebagai makhluk hidup berada pada stata ciptaan yang paling tinggi, manusia mampu mengolah dan beradaptasi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisiknya dengan mengandalkan daya-daya atau kemampuan yang ada pada dirinya. Kemampuan itulah yang berproses sehingga setiap individu saling berbeda.
Manusia sempurna dengan akal pikirannya, namun juga akan binasa oleh akal pikiranya sendiri.

Senin, 02 Juli 2012

Sinopsis Singkat Film “The Secret”
By: Isma Junida
11410119
The secret merupakan sebuah film yang diangkat dari sebuah buku yang ditulius oleh Rhonda Byrne. Sebuah film yang sangat inovatif dan inspiratif tentang bagaimana sebuah rahasia kesuksesan diungkapkan untuk khalayak ramai, sebuah rahasia yang sebelumnya telah diketahui oleh banyak orang-orang terdahulu.
Thomas Alva Edison pernah mengatakan bahwa kesuksesan tersebut adalah buah dari Trial and Error, tak ada satupun seseorang yang akan sukses tanpa mengalami sebuah kegagalan terlebih dahulu. Begitu juga dengan Rhonda Byrne sebelum menemukan sebuah rahasia ini, dia pernah merasakan hidupnya seperti runtuh dan orang-orang yang dicintai pergi menjauh meninggalkanya. Namun, setelah dia menerima sebuah hadiah dari putrinya sebuah buku yang berusia ratusan tahun tentang orang-orang yang telah menggunakan rahasia dalam meraih kesuksesan. Hingga timbul hasrat dalam hatinya untuk membagi rahasia ini melalui film agar semua orang menggunakan rahasia ini untuk mewujudkan impiannya, menemukan pasangan hidupnya, dan berbagai kesuksesan lainnya.
Dalam visi untuk mewujudkan film the secret, Rhonda Byrne mulai mencari orang-orang yang bisa membantu dirinya untuk membagikan rahasia ini ke seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang yang menempatkan rahasia ini dalam kehidupanya yaitu; John Assaraf, Michael Bernard Beckwith, Genevieve Behrend, Lee Brower, Jack Canfield, Robert Collier, DR. John F. Demartini D.C., B.Sc, Marie Diamond, Mike Dooley, Bob Doyle, Hale Dwoskin, Morris Goodman, John Gray, Charles Haanel, john Hagelin, Ph.D, Bill harris, DR. Ben Johnson, Loral Langeimer, Prentice Mulford, Lisa Nichols, Bob Proctor, James Arthur, David Schirmer, Marci Shimoff, DR. Joe Vitale, DR. Dennis Waitley, Neale Donald, Wallace Wattles, Fred Alan. Hingga ketika rahasia ini merambah dunia, berbagai keajaiban telah membanjiri dunia. Rahasia ini telah digunakan oleh seluruh penjuru dunia untuk mendapatkan segala hal yang mereka inginkan dalam hidup mereka.
Film the secret berisi tentang kata-kata dan kisah yang menakjubkan dari guru-guru yang telah disebutkan diatas. Kisah tersebut difilmkan agar menjadi inspiratif bagi orang-orang yang belum mengetahui dan menerapkan rahasia ini kedalam kehidupannya. Sehingga orang tersebut menyadari keagungan sejati yang selalu menantinya.

The Law of Attraction
Dalam fisika kuantum, kita seringn mendengar sebuah hukum yang sangat terkenal yaitu hukum tarik-menarik (The Law of Attraction). Hukum tarik-menarik merupakan sebuah hukum kehidupan alam semesta yang telah terukir dalam batu ditahun 3000 SM. Sebuah hukum yang menentukan keutuhan keteraturan semesta, setiap saat dalam kehidupan seseorang, dan setiap hal yang dialami seseorang dalam hidupnya. Hukum ini dimulai diawal waktu. Telah ada dan akan selalu ada. Sehingga pada tahun 1912, Charles Haanel menguatkan tentang hukum tarik-menarik sebagai sebuah hukum yang terbesar dan terpasti tempat seluruh sistem penciptaan tergantung.
Namun, yang menjadi pertanyaan terbesar bagaimana hukum tersebut mewujudkan segala sesuatu yang diinginkan dan diharapkan terjadi?. Inilah saatnya kita mewujudkan hukum tersebut dalam pikiran-pikiran kita. Hukum tarik menarik bekerja dengan satu aturan yang sama. Semua yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan daya tarik dari kekuatan imaginasi seseorang. Pikiran-pikiran manusia selalu memancarkan sinyal magnets yang menarik kesejajaran kembali kearah kita. Semua pikiran tersebut akan ditarik oleh suatu kemiripan atau sebuah magnet, sehingga sikap mental tersebut akan menarik kondisi-kondisi yang selaras dengan sifat sikap mental tersebut. Selama kita berfikir, pikiran-pikiran tersebut akan dikirim ke semesta, dan pikiran tersebut akan menarik semua hal yang serupa yang berada di frekuensi yang sama. Segala yang dikiri keluar akan kembali pada sumbernya yaitu diri kita sendiri.
Fenomena yang sering terjadi adalah kebanyakan orang sangat jarang memikirkan apa yang mereka inginkan, dan mereka dibingungkan dengan pertanyaan-pertanyaan mengapa hal yang tidak mereka inginkan sering bermunculan di kehidupan mereka. Kita sering menjumpai dalam kehidupan sehari-hari saat kita memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak inginkan terjadi atau berfikir tentang hal-hal yang buruk menimpa kehidupan kita. Sehingga, hal tersebut benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum tarik-menarik tidak pernah mempermasalahkan apakah kekuatan imaginasi seseorang tersebut mengandung unsur baik atau buruk, seseorang menginginkannya atau tidak. Hukum ini hanya merespond stimulasi yang dipancarkan dalam pikiran kita. Dalam hukum tersebut tidak menerima sebuah penolakan, ketika seseorang memikirkan sesuatu yang bersifat negasi seperti “saya tidak ingin pacar saya pergi meninggalkan saya”, maka hukum tarik-menarik akan mewujudkannya sebagai “saya menginginkan pacar saya pergi meninggalkan saya, bahkan saya ingin sekarang juga dia pergi meninggalkan saya”. Hukum ini selalu patuh terhadap apa yang dipikirkan seseorang, hukum ini selalu bekerja, terlepas dari apakah seseorang mempercainya, memahaminya atau tidak.
Hidup seseorang merupakan cerminan dari pikiran dominan, manusia sebagai makhluk yang sangat istimewa yang dilengkapi dengan akal pikiran dapat memilah apa yang dipikirkan, manusia memiliki daya untuk sengaja berpikir dan menciptakan seluruh kehidupan dengan akal tersebut. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan menjaga pikiran tersebut agar selalu berpikir kepada hal-hal yang bersifat positif dan hal-hal yang kita inginkan dalam kehidupan kita. Karena pikiran yang sedang kita pikirkan sekarang merupakan sebuah bangunan kehidupan masa depan. Apapun hal yang paling kita pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup kita. Namun, sangatlah mustahil seseorang akan memiliki pikiran yang baik jika suasana hatinya sedang buruk. Dalam teori emosi yang telah diungkapkan oleh berbagai ahli psikolog mengatakan bahwa emosi adalah alat berharga yang mengatakan sekaligus menciptakan apa yang kita pikirkan. Pikiran sangat menentukan frekuensi kita, dan perasaan akan mengatakan frekuensi dimana kita berada. Untuk itu, ubahlah perasaan tersebut dengan pemindah rahasia seperti kenangan yang indah, alam, atau musik favorit yang dapat mengubah perasaan dan memindahkan frekuensi dari yang buruk menjadi yang baik. Perasaan cinta adalah frekuensi tinggi yang bisa dipancarkan seseorang. Semakin kuat perasaan cinta tersebut, semakin besar pula kekuatan yang kita pergunakan, sehingga segala impian kita akan diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Rahasia ini mampu membawa kesuksesan dalam kehidupan seseorang, semua hal yang diinginkan seperti kekayaan, cinta, kesehatan akan menjadi kenyataan. DR. Joe Vitale mengatakan “hanya dengan tiga kata kunci yaitu: berfikir, menjadi, dan kenyataan maka semua yang anda inginkan dalam kehidupan anda akan menjadi nyata”.  Mulailah dengan hal yang kita sukai, awalilah dengan berbagai hal yang membuat kita gembira, maka semua yang yang terjadi dalam kehidupan ini akan menjadi sempurna.