Seorang yang menjadi pendatang baru dalam suatu kebudayaan akan memiliki
personal eustress yang tinggi
Kajian kontra
Budaya merupakan aset terbesar bagi
suatu daerah, dimana budaya tersebut menunjukkan jati diri seseorang dan
kekhasan yang dia miliki. Demikian juga dengan negara tercinta kita ini Indonesia
yang merupakan sebuah negara yang memiliki masyarakat dengan suku, bahasa dan
adat istiadat yang beraneka ragam, keanekaragaman yang terjadi tentunya
menciptakan kekhasan pada setiap kebudayaan yang dianut dalam masyarakat
tersebut. Berbagai alasan dan tuntutan perkembangan zaman membuat seseorang
melakukan sebuah perpindahan atau mendatangi satu daerah dimana terdapat
perbedaan sedikit atau seluruhnya antara budaya yang didatangi dengan daerah
asalnya. Pendapat........................
Pendatang dalam suatu
kebudayaan dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mendatangi dengan tujuan
menetap dalam suatu daerah dimana daerah yang didatangi memiliki sistem
kebudayaan dan tradisi yang berbeda
dengan kebudayaan dan tradisi asalnya. Perilaku semacam ini sering disebut
dengan migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Adapun jenis-jenis migrasi tersebut adalah:
Ø Transmigrasi
yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang
jarang penduduknya.
Ø Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota, sebaliknya disebut ruralisasi
Ø Imigrasi
yaitu perpindahan penduduk ke suatu negara untuk menetap.
Ø Emigrasi
yaitu adalah perpindahan penduduk dari tanah airnya ke negara lain untuk
menetap.
Adapun faktor – faktor yang mendorong migrasi dari
suatu daerah antara lain:
Ø Keadaan
yang sulit di daerah asal, misalnya susah mencari pekerjaan.
Ø Adanya
bencana alam.
Ø Sarana
pendidikan di daerah asal yang tidak memenuhi standar kelengkapan dan standar
kualitas.
Ø Keadaan
sosial budaya di daerah asal, misalnya adanya kawin paksa sehingga mendorong
seseirang untuk berpindah ke daerah lain yang adatnya pernikahan lebih longgar.
Sedangkan faktor-faktor pemikat seseorang pendatang
untuk melakukan migrasi adalah:
Ø Adanya
kesempatan kerja di daerah baru.
Ø Adanya
peluang untuk mendapatkan pendidikan, karir dan pendapatan yang lebih baik.
Ø Tersedianya
sarana rekreasi, hiburan, dan pusat-pusat kebudayaan.
Di dalam suatu daerah
tentu menganut kebudayaan, tradisi, dan norma tertentu yang menampakkan
identitas dan kekhasan tersendiri bagi daerah tersebut. Kesimpulan yang diambil
dari berbagai tokoh mendefinisikan Kebudayaan itu sendiri merupakan seluruh
hasil karya, rasa cipta masyarakat baik material maupun non material. Bentuk-bentuk
kebudayaan tersebut menurut C. Kluckhon antara lain:
Ø Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia ( alat-alat rumah tangga, produksi, transportasi
dan lain sebagainya)
Ø Mata
pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Ø Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi, hukum dan perkawinan)
Ø Bahasa
Ø Kesenian
Ø Sistem
pengetahuan
Ø Religi
Dan fungsi dari
kebudayaan tersebut adalah sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia, melindungi diri dari alam, mengatur hubungan dengan manusia, serta
sebagai wadah untuk menyampaikan perasaan. Berbicara tentang migrasi, maka di
dalam kebudayaan tersebut juga mengandung norma yang mencakup tata kelakuan, kebiasaan
dan cara. Norma sendiri merupakan patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu. Dengan adanya norma seorang pendatang akan mengetahui bagaimana dia
akan bertindak sesuai dengan patokan yang berlaku pada suatu daerah. Dalam hal
penyesuain diri yang dilakukan pendatang
terhadap suatu kebudayaan tertentu menimbulkan dua bentuk perilaku,
yaitu:
Ø Asimilasi
yaitu pembauran
dua kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk
kebudayaan baru.
Ø Akomodasi
yaitu pemaburan dua kebudayaan dimana antara kebudayaan baru dan kebudayaan
lama masih dipegang kuat.
Selanjutnya berbicara
tentang personal eustress, personal eustress merupakan stress positif, bermanfaat,
dimana memberikan perasaan bersemangat pada individu yang mengalaminya. Dan
menurut Seyla, eustress dapat meningkatkan kesadaran, meningkatkan mental
kesiagaan, dan juga memberikan motivasi pada individu. Seseorang dikatakan
memiliki personal eustress yang tinggi apabila stress yang dialami secara
totalitas diluar kemampuan yang dimiliki baik secara fisik dan mental dan
bersifat memaksa dan menekan yang bertujuan untuk pencapaian akan seseuatu yang
berarti dan memenangkan pertandingan.
Berbagai stressor yang
menimbulkan terjadi eustress sendiri, menurut safarina adalah:
Ø Stressor
yang berasal dari individu tersebut yang berupa penyakit dan konflik.
Ø Stressor
yang berasal dari lingkungan keluarga yaitu stres yang dihasilkan melalui
adanya perilaku, kebutuhan-kebutuhan dan kepribadian masing-masing anggota
keluarga yang berdampak bagi anggota keluarga lainnya. Konflik interpersonal
ini dapat timbul dari masalah finansial, adanya tujuan yang berbeda dalam
keluarga, kematian dari anggota keluarga.
Ø Stressor
yang berasal dari anggota masyarakat
Ø Life
change-events yaitu peristiwa-peristiwa yang membawa perubahan yang menuntut
individu untuk melakukan adaptasi terhadap perilaku tersebut.
Benarkah
seorang pendatang pada suatu kebudayaan tertentu akan memiliki personal
eustress atau malah menjadi personal distress? Dari berbagai faktor terjadinya
migrasi adalah adanya sarana pendidikan yang memenuhi standar kelengkapan dan
kualitas. data dari Departemen Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa banyak
dari pelajar Indonesia yang melakukan pertukaran pelajar dengan Amerika. Namun,
ketidaksesuaian antara budaya asala dengan budaya federal yang dianut oleh
Amerika menjadikan stress tersendiri yang berakibat pada personal distress bagi
pelajar yang mengalaminya. Menurut laporan NBC, Deplu AS merilis data, sebanyak
50 pelajar SMA melaporkan mengalami pelecehan seksual dari orang tua angkat
selama tahun ajaran 2010-2011. Dan banyak dari mereka yang kembali kedaerah
asal tanpa adanya dukungan dari organisasi yang mengatur pertukaran mereka atau
Deplu.
Dari
fenomena diatas dapat dilihat bahwa pelajar dari Indonesia mengalami personal
distress karena ketidakmampuan mereka dalam
menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru, yang berakibat ketidaktahanan
individu untuk tetap tinggal dan belajar di Amerika.
Berbicara
tentang personal stress baik itu distress maupun eustress merupakan hal yang
sangat berkaitan dengan individual difference berupa usia, jenis kelamin,
pendidikan, kesehatan fisik, kepribadian, harga diri, dan toleransi. Dimana
stressor yang sama bisa berakibat beda, karena adanya perbedaan tanggapan.
Dalam migrasi kepribadian sangat menentukan seseorang mengalami eustress atau
distress. Faktor kepribadian A cenderung sulit untuk beradaptasi dengan
lingkungan dan lebih mudah terkena penyakit jantung daripada orang yang
memiliki kepribadian B. Demikian juga halnya dengan para pendatang, seorang
pendatang dari negara maju seperti Amerika, Inggris, dll ke negara berkembang
seperti Indonesia akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru
yang dihadapinya. Dan berbagai stressor yang dihadapi tidak menjadikan personal
eustress yang tinggi, namun hanya personal eustress biasa karena para pendatang
dari negara maju telah terbiasa dalam melakukan adapatasi dengan kebudayaan
baru. Namun, pendatang dari negara berkembang ke negara lebih maju cenderung
banyak mengalami personal distress karena ketidakmampuan mereka dalam
menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru .Hal ini didukung dengan berbagai
penelitian, diantaranya:
·
Penelitian yang dilakukan pada imigran
yang berada disekitar Newyork, terutama imigran dari Afrika dan Asia membuat
sekelompok orang terasing, terisolasi menjadi kelompok pinggiran.
·
Penelitian yang dilakukan 1960-an
membuktikan bahwa para imigran yang berasal dari luar negara Australia (imigran
non Inggris dan Eropa Utara) mengalami skizofernia, sedangkan gejala stress
ditemukan hampir seluruh imigran.
·
Dan penelitian yang dilakukan pada para
migran Indocina di Amerika Utara, ditemukan bahwa sebanyak 460 kepala keluarga
Indocina mengalami gejala alienasi sebagai akibat keterpisahan dari lingkungan
sosialkultural mereka, dan berhubungan secara negatif dengan penyesuian diri.
Kesimpulan dari kajian ini bahwa pendatang baru pada
suatu kebudayaan hanya mengalami personal eustress biasa karena pada umumnya
kebudayaan itu bersifat adaptif, dan kebudayaan itu membekali manusia
dengan cara-cara penyesuaian psikologis dan penyesuaian terhadap lingkungan
yang bersifat geografis. Dengan demikian berbagai tantangan yang dihadapi akan
menjadikan personal eustress dalam diri seseorang dalam mencapai penyesuain
terhadap kebudayaan baru, namun tak jarang juga stressor yang ditimbulkan dari
kebudayaan baru membuat pendatang tersebut mengalami personal distress akibat
ketidakmapuan mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebudayaan
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar